Lindungi Bisnis Anda dari Pencucian Uang Menggunakan e-KYC!

        Seiring berkembangnya industri keuangan digital, kejahatan yang mengintai pun makin bertumbuh subur, data dari Forbes menyebutkan antara tahun 2020 sampai 2021 angka rata-rata serangan siber termasuk pelanggaran data meningkat sebanyak 15,1%. Bahkan di awal tahun 2022 terjadi perputaran uang ilegal melalui email bisnis yang diselidiki dengan nilai mencapai $43 miliar, diketahui kegiatan ini telah berjalan semenjak tahun 2016. Diketahui kejahatan jenis ini dikenal sebagai kejahatan yang mahal dan terkenal. Lebih lanjut, artikel ini akan membahas kejahatan keuangan khususnya pencucian uang.

Memahami Definisi Pencucian Uang
        Tidak jarang kita mendengar istilah pencucian uang ketika sedang menonton berita tentang koruptor yang baru saja tertangkap, modusnya mereka menggunakan uang hasil korupsi untuk membuka perusahaan pribadi seperti restoran, perumahan, salon, dan tempat-tempat publik yang dapat menghasilkan uang lagi. Namun, apa definisi pencucian uang? Secara harfiah, pencucian uang merujuk pada proses mengubah uang yang diperoleh dari sumber ilegal ke uang yang dihasilkan dari sumber legal. Fungsinya adalah menghindari hukuman, tuntutan, serta penyitaan dana ilegal itu sendiri. Kejahatan jenis ini sangat serius, perlu langkah preventif untuk menghentikan praktiknya.
Tahapan Pencucian Uang
        Kejahatan yang terkenal dan mahal ini perlu melewati beberapa tahap, seperti kejahatan besar lainnya perlu usaha yang tidak sedikit untuk memastikan perputaran uang terjalin dengan rapi. Adapun tahapan yang dilalui ada 3, yaitu penempatan, pelapisan, dan integrasi.

  1. Penempatan
    Bagi penjahat yang telah mendapatkan banyak uang, perlu bagi mereka menyimpan dana di suatu tempat sebelum didistribusikan. Mereka akan melakukan penyetoran dana ke rekening perantara (yang sudah profesional) atau rekening perusahaan anonim agar bebas dari kecurigaan.
  2. Pelapisan
    Dana yang telah tersimpan ke rekening-rekening yang dipercaya akan disebarkan lagi guna menghindari kecurigaan. Mereka akan menyebarkan uang-uangnya ke rekening di negara yang berbeda maupun sama dengan syarat negara tersebut memiliki hukum pencucian uang yang lemah agar sulit untuk dilacak. Adapun transaksi yang pelaku lakukan dengan melakukan jual beli lukisan mahal, perumahan, mobil mewah, rumah mewah, apapun yang nilainya dapat dimasukkan ke lapisan dana.
  3. Integrasi
    Dari hasil pelapisan sebelumnya, pendapatan uang (hasil jual beli barang mewah) akan tampak seolah-olah berasal dari sumber yang legal sehingga dapat mengecoh hukum terutama di negara dengan Undang-Undang Anti Pencucian Uang yang lemah. Mereka akan menggunakan bisnis-bisnisnya sebagai bentuk investasi legal dan menempatkan diri mereka sebagai dewan direksi dengan komisi tinggi.
Ciri-Ciri Pelaku Pencucian Uang Menurut Financial Actions Task Force (FATF) Penarikan yang Terburu-buru
        Salah satu ciri yang perlu diperhatikan adalah rekening penerima dana yang selalu menarik uang tersebut sesegera mungkin. Bagian ini merupakan praktek dari lapisan ke integrasi dalam tahapan proses pencucian uang. Ciri yang paling mencolok apabila transaksi dilakukan dalam jumlah besar, terjadi setiap 3 hari sekali, dan langsung ditarik.
Merubah Aset Menjadi Virtual Asset (VA) dan Sebaliknya
        Aset virtual adalah mata uang digital yang dapat digunakan untuk transfer digital, membeli, atau berdagang. Teknologi ini sering dikenal dengan nama blockchain atau bitcoin. Aktivitas ini patut dicurigai apabila ketika dana masuk, uang langsung digunakan untuk membeli VA. Selain untuk membeli VA, konversi VA ke mata uang yang didukung pemerintah juga patut dicurigai.
Transaksi dari Lokasi Asing
        Pemangku kepentingan jasa keuangan harus mewaspadai transaksi dari negara yang tidak terdaftar, negara yang tidak terdaftar bisa karena negara tersebut terkena sanksi. Pelaku maupun penerima transfer dari negara tidak terdeteksi itu harus segera dihubungi, jika individu terkait tidak dapat memberikan alasan yang jelas, transaksi harus dicurigai.
Pelanggan Tidak Terbuka
        Dalam membuka akun keuangan seperti rekening bank, seseorang harus melewati tahapan panjang termasuk memberikan beberapa dokumen, wawancara singkat, dan menyertakan beberapa bukti sumber dana yang berguna untuk mengetahui pelanggan Anda. Jika individu tersebut mengelak hingga menolak menyerahkan hal-hal yang dibutuhkan, ini merupakan suatu tanda yang harus dicurigai.
Transaksi Mencurigakan
        Jika terdapat transaksi dari akun yang meragukan secara berulang kali, dengan jumlah yang besar, dan terjadi secara cepat dapat terindikasi akun tersebut menjadi akun pencucian uang. Dalam istilah pencucian uang, ini adalah tindakan smurfing yaitu memecah-mecahkan transaksi dengan tujuan mengelabui pihak lembaga keuangan. Hal lain yang harus diwaspadai adalah dana yang diterima dari akun yang masuk daftar hitam bank lain, perputaran uang dengan jumlah besar dalam kurun waktu kurang dari satu hari, serta dana dari negara yang terkena sanksi.
Klien yang Memiliki Banyak Akun
        Institusi perbankan harus mencurigai nasabah yang memiliki beberapa akun, perlu memberlakukan verifikasi secara reguler. Hal tersebut karena seringkali para penjahat menggunakan akun orang lain untuk mentransfer uang ilegal. Pemeriksaan penting dilakukan sebagai bentuk identifikasi kejahatan keuangan.
Kegagalan dalam Customer Due Diligence
        Customer due diligence dilakukan untuk menguji calon pelanggan, pemeriksaan dilaksanakan dengan cara mengecek dan memberikan konsumen profil risiko calon pelanggan serta memverifikasi identitasnya. Jika mereka menunjukkan perilaku mengelak dalam pemeriksaan anti pencucian uang dan terdapat masalah dalam proses pengenalan klien (Know Your Customer) ini, proses orientasi wajib dihentikan karena tidak ada cara melewati proses ini secara legal.
Pemegang Rekening dari Negara Tertentu
        Beberapa negara dengan tingkat pencucian uang yang tinggi seperti San Marino atau Andorra ditandai sebagai negara yang harus dicurigai masuk ke dalam urutan negara dengan risiko tertinggi. Butuh pemeriksaan latar belakang dan menyeluruh seperti melalui verifikasi sanksi dan PEP untuk mencegah kejahatan tersebut terjadi.
Bagaimana Jasa Keuangan Mencegah Pencucian Uang?
  1. Menerapkan Prinsip Anti Money Laundering (AML)
            AML atau prinsip Anti Pencucian Uang adalah bentuk dukungan lembaga keuangan dalam mewujudkan kebijakan pemeritah dalam mencegahan penjahat melakukan pencucian uang. Hal tersebut dilakukan melalui tiga cara yaitu mendeteksi, melacak, dan melaporkan aktivitas mencurigakan. Industri finansial berperan sebagai pelapor apabila terdapat transaksi mencurigakan.
            Melacak transaksi mencurigakan dapat diawali dengan penerapan Know Your Customer (KYC) yaitu prinsip yang diusung untuk mengenali calon konsumen. Di Indonesia sendiri, kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 3-10-PBI-2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles). Langkah-langkah KYC serupa dengan lapor diri, nasabah akan datang ke bank, ambil tiket, antre, isi formulir, kemudian melakukan identifikasi dokumen. Namun tidak perlu khawatir karena dewasa ini KYC tidak perlu repot seperti itu.
            Kini sudah ada e-KYC atau electronic know your customer. Pelanggan hanya perlu mengakses website online bank, memotret identitas pengenal, melakukan video selfie, dan tinggal mengisi form yang biasanya sudah terisi otomatis (karena teknologi cerdas sudah membaca dokumen pengenal yang telah diunggah sebelumnya).
  2. Mematuhi Undang-Undang Mengenai KYC
            Menerapkan e-KYC sama dengan bisnis Anda sukses menerapkan peraturan yang telah diatur oleh instansi pengawas jasa keuangan. Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang berbunyi Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Serta Peraturan Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.01/2017 Tahun 2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan (POJK APU-PPT) namun telah diubah menjadi POJK Nomor 23/POJK.01/2019 yang menyebutkan bahwa bank terkait dapat melakukan proses verifikasi pelanggannya secara elektronik.
  3. Mendorong Digitalisasi Bisnis
            Ada beberapa manfaat yang bisa bisnis maupun pelanggan Anda dapatkan jika telah melakukan transformasi bisnis ke dunia digital diantaranya sebagai berikut: memudahkan pelanggan dalam mengakses layanan investasi, penyimpanan, kredit, pembayaran e-commerce, pembelian tiket dan penginapan, serta pembayaran asuransi.
        Banyak cara yang dilakukan oleh para penjahat untuk memuluskan usahanya melakukan pencucian uang. Peraturan maupun kebijakan telah dibuat untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan ini, akan tetapi salah satu cara paling efektif adalah dengan mengenali pelanggan Anda. Kami memiliki solusi e-KYC untuk bisnis Anda. Kunjungi www.idpay.co.id untuk info lebih lanjut.

Sumber:
https://economictimes.indiatimes.com/definition/money-laundering
https://www.itb.ac.id/berita/mengenal-sistem-e-kyc-manfaat-dan-keuntungannya-di-era-digital/58560
https://www.dhp-lawfirm.com/dasar-hukum-penerapan-e-kyc-di-indonesia/ https://www.antaranews.com/berita/3018681/menilik-perkembangan-digitalisasi-perbankan-dan-upaya-pengamanan-data https://shuftipro.com/blog/10-red-flags-to-detect-money-laundering-in-the-finance-sector/